Masa Muda Bagaikan Bunga
Masa Muda itu Pendek, Bagaikan Bunga yang Merekah di Musim Semi
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata:
“Masa muda itu pendek, bagaikan bunga yang merekah di musim semi. Apabila ia telah kering dan menjadi putih maka telah dekat kepergiannya.” (Lathaiful Ma’arif 313)
Di antara orang yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat adalah pemuda/i yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah. Di saat banyak pemuda yang lalai, Ia sadar bahwa masa muda pasti kan berlalu. Maka ia menyingsingkan lengan untuk meraih ilmu dan amal. Agar kelak Di saat tua ia akan menuai hasil kesungguhannya
[Ustadz Badru Salam, Lc.]
Pemuda Mampu Merubah Wajah Dunia
Pemuda merupakan penerus bangsa yang mampu mengubah wajah peradaban. Usia mereka yang kuat dan produktif, mampu menjadi agent of change. Para pemuda harus memahami identitas dirinya. Berpegang teguh pada prinsip yang kuat. Prinsip yang lahir dari sebuah keyakinan dalam memandang kehidupan. Agar pemuda mampu membangun peradaban Islam.
Mari kita berkaca pada sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang di usia muda telah banyak melakukan kebaikan. Mereka adalah pemuda yang mengukir peradaban nan mulia, peradaban Islam. mari kita berkenalan dengan Mush’ab Bin Umair. Seorang pemuda yang menjadi “sales” untuk mempromosikan Islam di Madinah. Beliau yang mengislamkan para kepala suku di sana. Pemuda yang tampan dan berasal dari keluarga yang mapan ini, rela berkubang pada sengsaranya dunia demi mengejar kenikmatan Surga. Benar saja, perannya di Madinah begitu besar. Menjadi salah satu tonggak berdirinya daulah Islam.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh aku melihat Mush’ab tatkala bersama kedua orang tuanya di Mekah. Keduanya memuliakan dia dan memberinya berbagai macam fasilitas dan kenikmatan. Tidak ada pemuda-pemuda Quraisy yang semisal dengan dirinya. Setelah itu, ia tinggalkan semua itu demi menggapai ridha Allah dan menolong Rasul-Nya…” (HR. Hakim No. 6640).
Berikutnya Ali bin Abi Thalib. Seorang pemuda belia yang mantap memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Ia dikenal cerdas, sholeh, dan tentu saja sebagai pejuang Islam.
Selanjutnya adalah Muhammad Al-Fatih. Sejak kecil dididik dengan intensif oleh ulama pilihan. Menguasai 7 bahasa ketika berumur 23 tahun, menjadi gubernur ibukota ketika berumur 21 tahun.
Semenjak baligh hingga meninggal tidak pernah meninggalkan rawatib dan tahajud, dan beliau adalah pembukti dari bisyaroh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Muhammad Al-Fatih adalah penakluk konstantinopel. Pemuda yang mengubah peradaban gelap Eropa, menjadi peradaban yang terang benderang di bawah cahaya Islam. Luar biasa!
Penutup
Demikian beberapa contoh pemuda Islam terdahulu. Kiprah mereka luar biasa dalam membangun peradaban Islam. Sebagai pengukir peradaban. Jangan sampai pemuda Islam sekarang terjebak pada pemikiran pragmatis hingga hedonis yang dijajakan sistem kapitalisme sakuler.
Masih ada harapan bagi Pemuda untuk bangkit, lebih dari sekadar penerus tongkat estafet. Di pundak kalianlah harapan itu, terwujudnya kembali kejayaan Islam. Karena kalian adalah agent of change, generasi yang akan menenggelamkan kelamnya peradaban sekuler dan menggantinya dengan peradaban Islam yang penuh cahaya kemuliaan. Wallahua’lam.[]
Oleh: Minah, S.Pd.I
(Penulis Motivasi)
Editor: IM
Sumber : tintasiyasi.com/2020/10/kiprah-pemuda-dalam-membangun-peradaban.html