Makan yang Halal dan Thayyib
By Ummu Aisyah
Sekolah tahfidz plus Khoiru Ummah, adalah model sekolah yang berupaya, agar santriKU totalitas dalam taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tak terkecuali makan sekali pun. Rasulullah saw sudah memberikan contoh terbaik bagaimana mengonsumsi makanan untuk tubuh ini.
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(QS: Al-Ahzab: 21)
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah saw. memang sudah dirancang oleh Allah Swt. sebagai contoh teladan yang baik bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal makan.
Kesehatan merupakan aset kekayaan
Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal, bahkan ke tempat yang jauh sekali pun. Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat kesehatan yang Allah berikan.
Rasulullah saw. bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian.
Rasulullah saw bersabda:
“Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412).
Sekilas, masalah makan ini tampak sederhana, tetapi ternyata dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah saw. beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat dan kuat.
Seumur hidupnya, Rasulullah saw. hanya pernah mengalami sakit dua kali sakit. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah saw. di Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.
Pola makan
Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit dan pengobatan setelah terjangkit penyakit.
Pola Makan Rasulullah saw.
Di pagi hari Rasulullah saw. menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi, sementara kita saat ini menggunakan sikat dan pasta gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam mengkonsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
Di pagi hari pula Rasulullah saw. membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Alquran, madu merupakan syifaa (obat). Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
“Minuman yang paling disukai Rasulullah saw adalah minuman manis.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
tujuh butir kurma ajwa’
Masuk waktu dhuha, Rasulullah saw. senantiasa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa’ (matang). Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun.”
Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah saw. pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah saw. kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibnu al-Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut.
cuka dan minyak zaitun
Menjelang sore hari, menu Rasulullah saw. biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah saw. juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan dihari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
Rasulullah saw. bersabda: “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari Abdullah bin Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)
Di malam hari
Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
Rasulullah saw. tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan salat.
Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah saw. tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).
“Nabi saw. memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”
(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis).
Rasulullah saw. sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah saw. lomba lari dengan istrinya tercinta, Aisyah ra.
hidup sehat ala Rasulullah saw
Demikian hidup sehat ala Rasulullah saw.
Nah, tentu saja kita sebagai umatnya memang masih jauh, untuk bisa mencontoh bagaimana Rasulullah mengonsumsi makanan sehat. Namun, setidaknya berupaya, agar berkah bagi tubuh.
Kali ini, menu makan santriKU SD adalah sayur lodeh dan goreng tempe. Emmmm, enaaaknya…, awali makan dengan doa, juga sudahi makan dengan doa, tak lupa duduk rapi, tidak sambil bicara, tak mencela makanan, menghabiskan makanan hingga bersih, tidak berjatuhan di lantai.
Ya, bukan hanya enak, tetapi sehat dan cukup sederhana, pun tuma’ninah. Inilah makanan santriKU halal dan thayyib…
#Makansehat
#Sederhana
#Halalthayyib
#Jagaadab
Pingback:8 Kewajiban Orang Tua Kepada Anak - STT Hagia Sophia
Pingback:Jawaban Dari Segala Jawaban - STT Hagia Sophia
Pingback:Energi Panas Menjadi Energi Gerak - STT Hagia Sophia